Minggu, 22 April 2012

Bab 44 PERANG -- v

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ حَدَّثَنَا إِسْرَائِيلُ عَنْ مَجْزَأَةَ بْنِ زَاهِرٍ الْأَسْلَمِيِّ عَنْ أَبِيهِ وَكَانَ مِمَّنْ شَهِدَ الشَّجَرَةَ قَالَ إِنِّي لَأُوقِدُ تَحْتَ الْقِدْرِ بِلُحُومِ الْحُمُرِ إِذْ نَادَى مُنَادِي رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَاكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ
             44.201/3855. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abu 'Amir telah menceritakan kepada kami Isra'il dari Majza`ah bin Zahir Al Aslami dari Bapaknya, -dia termasuk sahabat yang ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan) - ia berkata; "Sungguh aku telah menyalakan api di bawah tungku untuk memasak daging keledai, tiba-tiba seorang penyeru Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berseru; "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang kalian memakan daging keledai."

     وَعَنْ مَجْزَأَةَ عَنْ رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ اسْمُهُ أُهْبَانُ بْنُ أَوْسٍ وَكَانَ اشْتَكَى رُكْبَتَهُ وَكَانَ إِذَا سَجَدَ جَعَلَ تَحْتَ رُكْبَتِهِ وِسَادَةً
             44.202/3856. Dan (masih dari jalur periwayatan yang sama dengan hadits sebelumnya) dari Majza`ah dari seorang laki-laki dari mereka yang pernah ikut berbai'at di bawah pohon (dalam bai'atur ridlwan), bernama Uhban bin Aus bahwa dia mengeluhkan lututnya yang sakit, apabila sujud dia meletakkan bantal di bawah lututnya.

      حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عَدِيٍّ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ سُوَيْدِ بْنِ النُّعْمَانِ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابُهُ أُتُوا بِسَوِيقٍ فَلَاكُوهُ تَابَعَهُ مُعَاذٌ عَنْ شُعْبَةَ
             44.203/3857. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Basysyar telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Adi dari Syu'bah dari Yahya bin Sa'id dari Busyair bin Yasar dari Suwaid bin An Nu'man -dia adalah sahabat orang yang ikut bai'at di bawah pohon- katanya; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para shahabat beliau pernah di hidangkan makanan dari tepung, lalu mereka mengedarkan makanan tersebut (untuk dimakan). Hadits ini diperkuat juga oleh Mu'adz dari Syu'bah.

     حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا شَاذَانُ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِذَ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ هَلْ يُنْقَضُ الْوِتْرُ قَالَ إِذَا أَوْتَرْتَ مِنْ أَوَّلِهِ فَلَا تُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ
             44.204/3858. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Bazi' telah menceritakan kepada kami Syadzan dari Syu'bah dari Abu Jamrah ia berkata; aku bertanya kepada A'idz bin 'Amru radliallahu 'anhu, -dia termasuk shahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang ikut bai'at di bawah pohon- "Apakah shalat witir dapat dianggap gugur?". Dia menjawab; "Jika kamu telah mengerjakan witir di awal (malam) janganlah kamu kerjakan lagi di akhir (malam)."

      حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ أَبِيهِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَسِيرُ فِي بَعْضِ أَسْفَارِهِ وَعُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ يَسِيرُ مَعَهُ لَيْلًا فَسَأَلَهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ عَنْ شَيْءٍ فَلَمْ يُجِبْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ ثُمَّ سَأَلَهُ فَلَمْ يُجِبْهُ وَقَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ يَا عُمَرُ نَزَرْتَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ كُلُّ ذَلِكَ لَا يُجِيبُكَ قَالَ عُمَرُ فَحَرَّكْتُ بَعِيرِي ثُمَّ تَقَدَّمْتُ أَمَامَ الْمُسْلِمِينَ وَخَشِيتُ أَنْ يَنْزِلَ فِيَّ قُرْآنٌ فَمَا نَشِبْتُ أَنْ سَمِعْتُ صَارِخًا يَصْرُخُ بِي قَالَ فَقُلْتُ لَقَدْ خَشِيتُ أَنْ يَكُونَ نَزَلَ فِيَّ قُرْآنٌ وَجِئْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَلَّمْتُ عَلَيْهِ فَقَالَ لَقَدْ أُنْزِلَتْ عَلَيَّ اللَّيْلَةَ سُورَةٌ لَهِيَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ ثُمَّ قَرَأَ { إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا }
             44.205/3859. Telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Zaid bin Aslam dari Bapaknya bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengadakan perjalanan malam, sementara Umar bin Al Khaththab bersama beliau. Kemudian Umar bin Al Khaththab bertanya kepada beliau tentang sesuatu, namun Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menjawabnya. Umar bertanay kembali namun beliau tetap tidak menjawabnya. Umar bertanya sekali lagi, namun beliau tetap tidak menjawabnya. Lantas Umar bin Al Khaththab berkata (dalam hati); Celaka kamu wahai 'Umar, kamu telah bertanya dengan memelas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sebanyak tiga kali namun semuanya tidak dijawab. Umar melanjutkan; Kemudian aku menghentak untaku lalu berjalan di depan kaum Muslimin. Aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku. Tidak lama kemudian aku mendengar seseorang berteriak memanggilku. Umar berkata; Sungguh aku khawatir seandainya turun wahyu dalam Al Qur'an yang menceritakan tentang diriku. Setelah itu aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, aku memberi salam kepada beliau. Beliau bersabda: Telah turun kepadaku malam ini satu surah yang lebih aku cintai dari apa yang disinari oleh matahari. Kemudian beliau membaca surat tersebut yang artinya: Sesungguhnya Kami telah memberi kepadamu kemenagnan yang nyata. QS Al Fath ayat 1.

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ قَالَ سَمِعْتُ الزُّهْرِيَّ حِينَ حَدَّثَ هَذَا الْحَدِيثَ حَفِظْتُ بَعْضَهُ وَثَبَّتَنِي مَعْمَرٌ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ الْمِسْوَرِ بْنِ مَخْرَمَةَ وَمَرْوَانَ بْنِ الْحَكَمِ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى صَاحِبِهِ قَالَا خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ فِي بِضْعَ عَشْرَةَ مِائَةً مِنْ أَصْحَابِهِ فَلَمَّا أَتَى ذَا الْحُلَيْفَةِ قَلَّدَ الْهَدْيَ وَأَشْعَرَهُ وَأَحْرَمَ مِنْهَا بِعُمْرَةٍ وَبَعَثَ عَيْنًا لَهُ مِنْ خُزَاعَةَ وَسَارَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى كَانَ بِغَدِيرِ الْأَشْطَاطِ أَتَاهُ عَيْنُهُ قَالَ إِنَّ قُرَيْشًا جَمَعُوا لَكَ جُمُوعًا وَقَدْ جَمَعُوا لَكَ الْأَحَابِيشَ وَهُمْ مُقَاتِلُوكَ وَصَادُّوكَ عَنْ الْبَيْتِ وَمَانِعُوكَ فَقَالَ أَشِيرُوا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيَّ أَتَرَوْنَ أَنْ أَمِيلَ إِلَى عِيَالِهِمْ وَذَرَارِيِّ هَؤُلَاءِ الَّذِينَ يُرِيدُونَ أَنْ يَصُدُّونَا عَنْ الْبَيْتِ فَإِنْ يَأْتُونَا كَانَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ قَدْ قَطَعَ عَيْنًا مِنْ الْمُشْرِكِينَ وَإِلَّا تَرَكْنَاهُمْ مَحْرُوبِينَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ يَا رَسُولَ اللَّهِ خَرَجْتَ عَامِدًا لِهَذَا الْبَيْتِ لَا تُرِيدُ قَتْلَ أَحَدٍ وَلَا حَرْبَ أَحَدٍ فَتَوَجَّهْ لَهُ فَمَنْ صَدَّنَا عَنْهُ قَاتَلْنَاهُ قَالَ امْضُوا عَلَى اسْمِ اللَّهِ
             44.206/3860. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Sufyan Ia berkata; aku mendengar Az Zuhri ketika dia menyampaikan hadits ini; Aku hafal sebagiannya lalu Ma'mar menegaskannya kepadaku dari 'Urwah bin Az Zubair dari Al Miswar bin Makhramah dan Marwan bin Al Hakam keduanya saling menambahkan satu sama lain, keduanya berkata; pada peristiwa Hudaibiyyah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berangkat dari Madinah bersama sekitar seribu sahabat beliau. Ketika sampai di Dzul Hulaifah, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengikat dan menandai hewan qurban beliau, lalu memulai ihram dari sana untuk melaksanakan 'umrah. Setelah itu beliau mengutus seorang mata-mata dari suku Khuza'ah, sedangkan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melanjutkan perjalanan, tatkala sampai di Ghadirul Asythath, mata-mata beliau datang sambil berkata; Sesungguhnya kaum Quraisy telah berkumpul untuk menghadapi tuan. Mereka berkumpul mengerahkan berbagai suku. Mereka akan memerangi tuan dan menghalangi serta mencegah tuan dari Baitullah. Beliau lalu bersabda: Wahai sekalian manusia, berkumpullah kepadaku. Apakah kalian melihat bahwa aku akan berpaling kepada keluarga dan anak keturunan mereka yaitu orang-orang yang hendak menghalangi kita dari Baitullah. Jika ada yang datang kepada kita sebagai utusan, Allah 'azza wajalla telah memutus mata-mata dari Musyrikin. Jika tidak, kita biarkan mereka menjadi orang-orang yang diperangi. Lalu Abu Bakr berkata; Wahai Rasulullah, engkau keluar sengaja hanya untuk ber'ibadah di Baitullah. Engkau tidak bermaksud membunuh seseorang pun dan tidak bermaksud memerangi seorangpun. Maka hadapilah. Siapa ytang menghalangi kita, kita akan memeranginya. Maka beliau bersabda; Bergeraklah dengan nama Allah.

      حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ أَخْبَرَنَا يَعْقُوبُ حَدَّثَنِي ابْنُ أَخِي ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَمِّهِ أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّهُ سَمِعَ مَرْوَانَ بْنَ الْحَكَمِ وَالْمِسْوَرَ بْنَ مَخْرَمَةَ يُخْبِرَانِ خَبَرًا مِنْ خَبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عُمْرَةِ الْحُدَيْبِيَةِ فَكَانَ فِيمَا أَخْبَرَنِي عُرْوَةُ عَنْهُمَا أَنَّهُ لَمَّا كَاتَبَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُهَيْلَ بْنَ عَمْرٍو يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ عَلَى قَضِيَّةِ الْمُدَّةِ وَكَانَ فِيمَا اشْتَرَطَ سُهَيْلُ بْنُ عَمْرٍو أَنَّهُ قَالَ لَا يَأْتِيكَ مِنَّا أَحَدٌ وَإِنْ كَانَ عَلَى دِينِكَ إِلَّا رَدَدْتَهُ إِلَيْنَا وَخَلَّيْتَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ وَأَبَى سُهَيْلٌ أَنْ يُقَاضِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا عَلَى ذَلِكَ فَكَرِهَ الْمُؤْمِنُونَ ذَلِكَ وَامَّعَضُوا فَتَكَلَّمُوا فِيهِ فَلَمَّا أَبَى سُهَيْلٌ أَنْ يُقَاضِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَّا عَلَى ذَلِكَ كَاتَبَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرَدَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا جَنْدَلِ بْنَ سُهَيْلٍ يَوْمَئِذٍ إِلَى أَبِيهِ سُهَيْلِ بْنِ عَمْرٍو وَلَمْ يَأْتِ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَحَدٌ مِنْ الرِّجَالِ إِلَّا رَدَّهُ فِي تِلْكَ الْمُدَّةِ وَإِنْ كَانَ مُسْلِمًا وَجَاءَتْ الْمُؤْمِنَاتُ مُهَاجِرَاتٍ فَكَانَتْ أُمُّ كُلْثُومٍ بِنْتُ عُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ مِمَّنْ خَرَجَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهِيَ عَاتِقٌ فَجَاءَ أَهْلُهَا يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَرْجِعَهَا إِلَيْهِمْ حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِي الْمُؤْمِنَاتِ مَا أَنْزَلَ
             44.207/3861. Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah mengabarkan kepada kami Ya'qub telah menceritakan kepadaku anak saudara Ibnu Syihab dari Pamannya telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Az Zubair bahwa dia mendengar Marwan bin Al Hakam dan Miswar bin Makhramah keduanya mengabarkan tentang peristiwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat melaksanakan 'umrah pada peristiwa Hudaibiyyah. Dan diantara persyaratan yang diajukan oleh Suhail bin 'Amru adalah, Tidak ada seorang pun dari kami yang datang kepadamu, sekalipun dia beragama dengan agamamu, melainkan kamu harus mengambalikannya kepada kami. (Beliau bersabda); Dengan syarat kamu memberi kebebasan kepada kami untuk mengunjungi Baitullah. Namun Suhail tidak mau untuk menuruti apa yang disyaratkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti yang diajukannya. Maka kaum Mukminin tidak suka dengan persyaratan tidak adil itu sambil marah. Mereka terus memperbincangkan masalah itu. Ketika Suhail enggan untuk memenuhi persyaratan yang diajukan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kecuali seperti yang diajukannya, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyetujuinya lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan Abu Jandal bin Suhail pada saat itu kepada bapaknya, Suhail bin Amru. Dan tidak ada yang datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seorangpun dari kalangan laki-laki kecuali beliau harus mengambalikannya selama dalam masa perjanjian tersebut, sekalipun dia seorang muslim. Suatu hari, para wanita mu'minat berhijrah. Dan diantara mereka yang berhijrah kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah Ummu Kultsum binti 'Uqbah bin Abu Mu'aith, seorang budak wanita yang telah merdeka. Tak lama kemudian datanglah keluarganya meminta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau mengembalikannya kepada mereka hingga akhirnya Allah Ta'ala menurunkan ayat tentang kaum wanita mu'minat yang berhijrah sebagaimana yang telah diturunkan (yang menerangkan larangan megembalikan mereka -pent).

     قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي عُرْوَةُ بْنُ الزُّبَيْرِ أَنَّ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَمْتَحِنُ مَنْ هَاجَرَ مِنْ الْمُؤْمِنَاتِ بِهَذِهِ الْآيَةِ { يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِذَا جَاءَكَ الْمُؤْمِنَاتُ يُبَايِعْنَكَ } وَعَنْ عَمِّهِ قَالَ بَلَغَنَا حِينَ أَمَرَ اللَّهُ رَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يَرُدَّ إِلَى الْمُشْرِكِينَ مَا أَنْفَقُوا عَلَى مَنْ هَاجَرَ مِنْ أَزْوَاجِهِمْ وَبَلَغَنَا أَنَّ أَبَا بَصِيرٍ فَذَكَرَهُ بِطُولِهِ
             44.208/3862. Ibnu Syihab berkata; telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwa Aisyah radliallahu 'anha, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menguji wanita mukminat yang datang berhijrah kepada beliau berdasarkan ayat ini: Wahai Nabi, jika datang kepadamu wanita-wanita mu'minat untuk berbai'at kepadamu.... QS Al Mumtahanah: 12. Dan dari pamannya berkata; telah sampai kepada kami ketika Allah Ta'ala memerintahkan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam agar mengembalikan kepada kaum musyrikin apa yang telah mereka berikan sebagai nafkah (mahar) kepada istri-istri mereka yang telah berhijrah. Dan telah sampai pula berita bahwa Abu Bashir.. Lalu dia menceritakan kisah selengkapnya.

     حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا خَرَجَ مُعْتَمِرًا فِي الْفِتْنَةِ فَقَالَ إِنْ صُدِدْتُ عَنْ الْبَيْتِ صَنَعْنَا كَمَا صَنَعْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَهَلَّ بِعُمْرَةٍ مِنْ أَجْلِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَهَلَّ بِعُمْرَةٍ عَامَ الْحُدَيْبِيَةِ
             44.209/3863. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dari Malik dari Nafi' bahwa Abdullah bin Umar radliallahu 'anhuma keluar untuk menunaikan 'umrah pada masa timbulnya fitnah. Dia berkata; Jika aku dihalangi beribadah di Baitullah, kami akan tetap melaksanakan sebagaimana kami pernah melaksanakannya bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah dengan mencontoh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang pernah bertalbiyah (berihram) untuk 'umrah pada tahun perjanjian Hudaibiyah.

     حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ أَهَلَّ وَقَالَ إِنْ حِيلَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ لَفَعَلْتُ كَمَا فَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ حَالَتْ كُفَّارُ قُرَيْشٍ بَيْنَهُ وَتَلَا { لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ }
             44.210/3864. Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia tengah berihram lalu berkata; Sekalipun aku dihalangi dari Baitullah, aku akan tetap melaksanakannya sebagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya ketika beliau dihalangi dari Baitullah oleh kaum Kafir Quraisy. Dia kemudian membaca Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik buat kalian.. QS Al Ahzab: 21.

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَسْمَاءَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ وَسَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ أَخْبَرَاهُ أَنَّهُمَا كَلَّمَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ ح و حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا جُوَيْرِيَةُ عَنْ نَافِعٍ أَنَّ بَعْضَ بَنِي عَبْدِ اللَّهِ قَالَ لَهُ لَوْ أَقَمْتَ الْعَامَ فَإِنِّي أَخَافُ أَنْ لَا تَصِلَ إِلَى الْبَيْتِ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَالَ كُفَّارُ قُرَيْشٍ دُونَ الْبَيْتِ فَنَحَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ هَدَايَاهُ وَحَلَقَ وَقَصَّرَ أَصْحَابُهُ وَقَالَ أُشْهِدُكُمْ أَنِّي أَوْجَبْتُ عُمْرَةً فَإِنْ خُلِّيَ بَيْنِي وَبَيْنَ الْبَيْتِ طُفْتُ وَإِنْ حِيلَ بَيْنِي وَبَيْنَ الْبَيْتِ صَنَعْتُ كَمَا صَنَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَارَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ مَا أُرَى شَأْنَهُمَا إِلَّا وَاحِدًا أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ أَوْجَبْتُ حَجَّةً مَعَ عُمْرَتِي فَطَافَ طَوَافًا وَاحِدًا وَسَعْيًا وَاحِدًا حَتَّى حَلَّ مِنْهُمَا جَمِيعًا
             44.211/3865. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Asma' telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa 'Ubaidullah bin Abdullah dan Salim bin Abdullah mengabarkan bahwa keduanya berbicara kepada Abdullah bin 'Umar. -Dan diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Juwairiyah dari Nafi' bahwa sebagian dari anak Abdullah berkata kepadanya; Sebaiknya anda melaksanakan ('umrah) tahun depan, sebab aku khawatir anda tidak akan sampai ke Baitullah. Mendengar itu Abdullah bin 'Umar berkata; Kami pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, namun orang-orang kafir Quraisy menghalangi beliau dari Baitullah. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyembelih hewan qurban dan mencukur rambut sementara para shahabat mengikutinya. Abdullah melanjutkan; Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku akan tetap melaksanakan 'umrah. Jika aku diberikan jalan antara aku dan Baitullah, maka aku akan thawaf disana dan jika aku dihalangi dari Baitullah maka aku akan tetap melaksanakan sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaksanakannya. Maka dia berjalan sesaat lalu berkata; Aku tidak menganggap keduanya (pelaksanaan hajji dan 'umrah) melainkan satu. Aku bersaksi kepada kalian bahwa aku telah mewajibkan hajji untuk diriku sendiri bersama 'umrahku ini. Maka dia thawaf sekali dan sa'i sekali lalu bertahallul untuk keduanya sekaligus.

      حَدَّثَنِي شُجَاعُ بْنُ الْوَلِيدِ سَمِعَ النَّضْرَ بْنَ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا صَخْرٌ عَنْ نَافِعٍ قَالَ إِنَّ النَّاسَ يَتَحَدَّثُونَ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَسْلَمَ قَبْلَ عُمَرَ وَلَيْسَ كَذَلِكَ وَلَكِنْ عُمَرُ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ أَرْسَلَ عَبْدَ اللَّهِ إِلَى فَرَسٍ لَهُ عِنْدَ رَجُلٍ مِنْ الْأَنْصَارِ يَأْتِي بِهِ لِيُقَاتِلَ عَلَيْهِ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُ عِنْدَ الشَّجَرَةِ وَعُمَرُ لَا يَدْرِي بِذَلِكَ فَبَايَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ ثُمَّ ذَهَبَ إِلَى الْفَرَسِ فَجَاءَ بِهِ إِلَى عُمَرَ وَعُمَرُ يَسْتَلْئِمُ لِلْقِتَالِ فَأَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُبَايِعُ تَحْتَ الشَّجَرَةِ قَالَ فَانْطَلَقَ فَذَهَبَ مَعَهُ حَتَّى بَايَعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَهِيَ الَّتِي يَتَحَدَّثُ النَّاسُ أَنَّ ابْنَ عُمَرَ أَسْلَمَ قَبْلَ عُمَرَ وَقَالَ هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْعُمَرِيُّ أَخْبَرَنِي نَافِعٌ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّاسَ كَانُوا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْحُدَيْبِيَةِ تَفَرَّقُوا فِي ظِلَالِ الشَّجَرِ فَإِذَا النَّاسُ مُحْدِقُونَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ انْظُرْ مَا شَأْنُ النَّاسِ قَدْ أَحْدَقُوا بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَهُمْ يُبَايِعُونَ فَبَايَعَ ثُمَّ رَجَعَ إِلَى عُمَرَ فَخَرَجَ فَبَايَعَ
             44.212/3866. Telah menceritakan kepadaku Syuja' bin Al Walid dia mendengar An Nadlar bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Shakhr dari Nafi' ia berkata; 'Sesungguhnya orang-orang membicarakan bahwa Ibnu 'Umar masuk Islam sebelum 'Umar padahal yang sebenarnya bukan seperti itu. Pada saat perjanjian Hudabiyyah, 'Umar pernah mengutus Abdullah bin 'Umar untuk mengambil kuda miliknya yang berada di tangan seseorang dari Anshar agar dia membawanya untuk berperang. Sementara para sahabat tengah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon, sedangkan 'Umar tidak mengetahuinya. Abdullah ikut berbai'at kemudian dia pergi mengambil kuda yang dimaksud, lalu datang membawanya kepada 'Umar. Saat itu 'Umar sedang mengenakan baju pelindung (perisai) untuk berperang, lalu Abdullah mengabarkan kepadanya bahwa para sahabat tengah berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di bawah pohon. Nafi' berkata; Dia langsung berangkat bersamanya hingga berbai'at kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Itulah yang dibicarakan orang-orang bahwa Ibnu 'Umar lebih dahulu masuk Islam dari pada 'Umar. Hisyam bin 'Ammar mengatakan; telah menceritakan kepada kami Al Walid bin Muslim telah menceritakan kepada kami 'Umar bin Muhammad Al 'Umari telah mengabarkan kepadaku Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa orang-orang pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perjanjian Hudaibiyyah, lalu mereka berpencar di bawah pohon untuk berteduh. Tiba-tiba orang-orang mengelilingi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, 'Umar berkata: Wahai Abdullah, lihat apa yang sedang mereka lakukan, mereka tengah mengelilingi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu Abdullah mendapatkan mereka sedang berbai'at. Dia pun ikut berbai'at. Kemudian dia kembali menemui 'Umar. Maka 'Umar keluar dan ikut berbai'at pula.

     حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا يَعْلَى حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ اعْتَمَرَ فَطَافَ فَطُفْنَا مَعَهُ وَصَلَّى وَصَلَّيْنَا مَعَهُ وَسَعَى بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَكُنَّا نَسْتُرُهُ مِنْ أَهْلِ مَكَّةَ لَا يُصِيبُهُ أَحَدٌ بِشَيْءٍ
             44.213/3867. Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan kepada kami Ya'la telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; aku mendengar Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma berkata; "Kami pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika beliau melaksanakan 'umrah. Beliau thawaf dan kami pun turut thawaf bersama beliau, ketika beliau shalat, kami juga ikut shalat bersama beliau, ketika beliau melaksanakan sa'i antara bukit Shafa dan marwah, maka kami melindungi beliau dari penduduk Makkah agar tidak ada seorangpun yang melukai beliau dengan sesuatu."

     حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ مِغْوَلٍ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا حَصِينٍ قَالَ قَالَ أَبُو وَائِلٍ لَمَّا قَدِمَ سَهْلُ بْنُ حُنَيْفٍ مِنْ صِفِّينَ أَتَيْنَاهُ نَسْتَخْبِرُهُ فَقَالَ اتَّهِمُوا الرَّأْيَ فَلَقَدْ رَأَيْتُنِي يَوْمَ أَبِي جَنْدَلٍ وَلَوْ أَسْتَطِيعُ أَنْ أَرُدَّ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَهُ لَرَدَدْتُ وَاللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ وَمَا وَضَعْنَا أَسْيَافَنَا عَلَى عَوَاتِقِنَا لِأَمْرٍ يُفْظِعُنَا إِلَّا أَسْهَلْنَ بِنَا إِلَى أَمْرٍ نَعْرِفُهُ قَبْلَ هَذَا الْأَمْرِ مَا نَسُدُّ مِنْهَا خُصْمًا إِلَّا انْفَجَرَ عَلَيْنَا خُصْمٌ مَا نَدْرِي كَيْفَ نَأْتِي لَهُ
             44.214/3868. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq telah menceritakan kepada kami Malik bin Mighwal ia berkata; aku mendengar Abu Hushain berkata; Abu Wa'il mengatakan; Ketika Sahal bin Hunaif datang dari perang Shiffin, kami menemuinya dan meminta kabar darinya. Dia berkata; Berhati-hatilah kalian dengan pendapat kalian. Sungguh aku pernah melihat diriku sendiri pada peristiwa Abu Jandal (pada Perjanjian Hudaibiyah), seandainya aku sanggup menolak perintah (keputusan) Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentu aku sudah menolak perintah beliau. Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Saat itu kami tidak akan meletakkan senjata-senjata kami di atas pundak-pundak kami karena adanya keputusan yang merugikan kami, ternyata keputusan itu memudahkan kami kepada urusan yang baru kami ketahui sebelum perkara sekarang ini (perang Shiffin). Tidaklah timbul dendam kecuali akan menimbukan permusuhan baru yang kami tidak tahu bagaimana kami menghadapinya.

     حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ ابْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَتَى عَلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَمَنَ الْحُدَيْبِيَةِ وَالْقَمْلُ يَتَنَاثَرُ عَلَى وَجْهِي فَقَالَ أَيُؤْذِيكَ هَوَامُّ رَأْسِكَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَاحْلِقْ وَصُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ أَوْ أَطْعِمْ سِتَّةَ مَسَاكِينَ أَوْ انْسُكْ نَسِيكَةً قَالَ أَيُّوبُ لَا أَدْرِي بِأَيِّ هَذَا بَدَأَ
             44.215/3869. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menemuiku saat perjanjian Hudaibiyyah, sedangkan kutu kepalaku berjatuhan di wajahku. Beliau lalu bertanya: sepertinya kutu kepalamu sangat mengganggumu. Aku jawab; Benar. Beliau lalu bersabda: Cukurlah rambutmu dan berpuasalah tiga hari atau berilah makan enam orang miskin atau berqurban dengan seekor kambing. Ayyub berkata; Aku tidak tahu dari mana ia memulainya.

      حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ هِشَامٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ أَبِي بِشْرٍ عَنْ مُجَاهِدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِي لَيْلَى عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْحُدَيْبِيَةِ وَنَحْنُ مُحْرِمُونَ وَقَدْ حَصَرَنَا الْمُشْرِكُونَ قَالَ وَكَانَتْ لِي وَفْرَةٌ فَجَعَلَتْ الْهَوَامُّ تَسَّاقَطُ عَلَى وَجْهِي فَمَرَّ بِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَيُؤْذِيكَ هَوَامُّ رَأْسِكَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ وَأُنْزِلَتْ هَذِهِ الْآيَةُ { فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِنْ رَأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِنْ صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ }
             44.216/3870. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Hisyam Abu Abdullah telah menceritakan kepada kami Husyaim dari Abu Bisyir dari Mujahid dari Ibnu Abu Laila dari Ka'ab bin 'Ujrah radliallahu 'anhu ia berkata; Kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam saat perjanjian Hudaibiyyah, ketika itu kami sedang berihram sementara kaum Musytikin menghalangi kami (dari baitullah). Dia berkata; Saat itu aku terkena penyakit hingga kutu-kutu berjatuhan di wajahku. Ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam lewat di hadapanku, beliau bertanya: Apakah kamu kutu-kutu di kepalamu sangat mengganggumu?. Aku jawab; Benar. Dia berkata; setelah itu turunlah ayat: ....Maka barangsiapa dari kalian yang sakit atau tertimpa penyakit pada kepalanya (lalu dia bercukur), wajiblah dia berpuasa atau memberi shadaqah atau berqurban. QS Al Baqarah; 196.

      حَدَّثَنِي عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَاسًا مِنْ عُكْلٍ وَعُرَيْنَةَ قَدِمُوا الْمَدِينَةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَكَلَّمُوا بِالْإِسْلَامِ فَقَالُوا يَا نَبِيَّ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا أَهْلَ ضَرْعٍ وَلَمْ نَكُنْ أَهْلَ رِيفٍ وَاسْتَوْخَمُوا الْمَدِينَةَ فَأَمَرَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَوْدٍ وَرَاعٍ وَأَمَرَهُمْ أَنْ يَخْرُجُوا فِيهِ فَيَشْرَبُوا مِنْ أَلْبَانِهَا وَأَبْوَالِهَا فَانْطَلَقُوا حَتَّى إِذَا كَانُوا نَاحِيَةَ الْحَرَّةِ كَفَرُوا بَعْدَ إِسْلَامِهِمْ وَقَتَلُوا رَاعِيَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاسْتَاقُوا الذَّوْدَ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَعَثَ الطَّلَبَ فِي آثَارِهِمْ فَأَمَرَ بِهِمْ فَسَمَرُوا أَعْيُنَهُمْ وَقَطَعُوا أَيْدِيَهُمْ وَتُرِكُوا فِي نَاحِيَةِ الْحَرَّةِ حَتَّى مَاتُوا عَلَى حَالِهِمْ قَالَ قَتَادَةُ بَلَغَنَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ كَانَ يَحُثُّ عَلَى الصَّدَقَةِ وَيَنْهَى عَنْ الْمُثْلَةِ وَقَالَ شُعْبَةُ وَأَبَانُ وَحَمَّادٌ عَنْ قَتَادَةَ مِنْ عُرَيْنَةَ وَقَالَ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ وَأَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ قَدِمَ نَفَرٌ مِنْ عُكْلٍ
             44.217/3871. Telah menceritakan kepadaku Abdul A'la bin Hammad telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai' telah menceritakan kepada kami Sa'id dari Qatadah bahwa Anas radliallahu 'anhu bercerita kepada mereka, bahwa serombongan dari suku 'Ukail dan 'Urainah mengunjungi Madinah untuk bertemu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk menyatakan keIslamannya. Mereka berkata; Wahai Nabiyullah, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang pandai memerah susu (beternak) dan bukan pandai bercocok tanam. Ternyata mereka tidak suka tinggal di Madinah karena suhunya (hingga menyebabkan sakit). Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menunjuki mereka untuk menemui pengembala dan beberapa ekor untanya supaya dapat minum susu dan air seni unta-unta tersebut. Sesampainya mereka di distrik Harrat, mereka kembali kufur setelah keIslamannya, membunuh pengembala Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan merampas unta-unta beliau. Ketika peristiwa ini sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau langsung mengutus seseorang untuk mengejar mereka melalui jejak perjalanan mereka. (Setelah berhasil ditangkap), beliau memerintahkan agar mencungkil mata mereka dengan besi panas, memotong tangan-tangan mereka dan membiarkan mereka di bawah sengatan matahari sampai mati dalam kondisi seperti itu. Qatadah berkata; telah sampai kepada kami, bahwa setelah peristiwa itu, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menganjurkan untuk bersedekah (membagikan harta-harta mereka) dan melarang memutilasi. Syu'bah, Aban dan Hammad mengatakan dari Qatadah; ...rombongan dari 'Urainah. Sedangkan Yahya bin Abu Katsir dan Ayyub mengatakan dari Abu Qilabah dari Anas; ..datang rombongan dari suku 'Ukul.

      حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحِيمِ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ أَبُو عُمَرَ الْحَوْضِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ وَالْحَجَّاجُ الصَّوَّافُ قَالَ حَدَّثَنِي أَبُو رَجَاءٍ مَوْلَى أَبِي قِلَابَةَ وَكَانَ مَعَهُ بِالشَّأْمِ أَنَّ عُمَرَ بْنَ عَبْدِ الْعَزِيزِ اسْتَشَارَ النَّاسَ يَوْمًا قَالَ مَا تَقُولُونَ فِي هَذِهِ الْقَسَامَةِ فَقَالُوا حَقٌّ قَضَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَضَتْ بِهَا الْخُلَفَاءُ قَبْلَكَ قَالَ وَأَبُو قِلَابَةَ خَلْفَ سَرِيرِهِ فَقَالَ عَنْبَسَةُ بْنُ سَعِيدٍ فَأَيْنَ حَدِيثُ أَنَسٍ فِي الْعُرَنِيِّينَ قَالَ أَبُو قِلَابَةَ إِيَّايَ حَدَّثَهُ أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ مِنْ عُرَيْنَةَ وَقَالَ أَبُو قِلَابَةَ عَنْ أَنَسٍ مِنْ عُكْلٍ ذَكَرَ الْقِصَّةَ
             44.218/3872. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abdurrahim telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar Abu 'Umar Al Hawdli telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid telah menceritakan kepada kami Ayyub dan Al Hajjaj Ash Shawwaf ia berkata; telah menceritakan kepadaku Abu Raja' mantan budak Abu Qilabah -dia pernah bersamanya di Syam- pada suatu hari Umar bin Abdul 'Aziz bermusyawarah dengan orang-orang. Katanya; Apa pendapat kalian tentang pembagian ini?. Mereka menjawab; Benar. Sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah menerapkannya begitu juga para khalifah sebelum anda. Abu Raja' berkata; Saat itu Abu Qilabah berada di tempat tidurnya, lalu 'Anbasah bin Sa'id berkata; Mana hadits Anas tentang suku 'Urainah. Maka Abu Qilabah berkata dari Anas bin Malik, berkata Abdul Aziz bin Shubaih dari Anas;...dari suku Uraniyah. Dan berkata Abu Qilabah dari Anas;.....dari suku 'Ukul. Lalu dia menceritakan kisah tersebut.

     حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا حَاتِمٌ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ قَالَ سَمِعْتُ سَلَمَةَ بْنَ الْأَكْوَعِ يَقُولُ خَرَجْتُ قَبْلَ أَنْ يُؤَذَّنَ بِالْأُولَى وَكَانَتْ لِقَاحُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرْعَى بِذِي قَرَدَ قَالَ فَلَقِيَنِي غُلَامٌ لِعَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ أُخِذَتْ لِقَاحُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ مَنْ أَخَذَهَا قَالَ غَطَفَانُ قَالَ فَصَرَخْتُ ثَلَاثَ صَرَخَاتٍ يَا صَبَاحَاهْ قَالَ فَأَسْمَعْتُ مَا بَيْنَ لَابَتَيْ الْمَدِينَةِ ثُمَّ انْدَفَعْتُ عَلَى وَجْهِي حَتَّى أَدْرَكْتُهُمْ وَقَدْ أَخَذُوا يَسْتَقُونَ مِنْ الْمَاءِ فَجَعَلْتُ أَرْمِيهِمْ بِنَبْلِي وَكُنْتُ رَامِيًا وَأَقُولُ أَنَا ابْنُ الْأَكْوَعْ وَالْيَوْمُ يَوْمُ الرُّضَّعْ وَأَرْتَجِزُ حَتَّى اسْتَنْقَذْتُ اللِّقَاحَ مِنْهُمْ وَاسْتَلَبْتُ مِنْهُمْ ثَلَاثِينَ بُرْدَةً قَالَ وَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالنَّاسُ فَقُلْتُ يَا نَبِيَّ اللَّهِ قَدْ حَمَيْتُ الْقَوْمَ الْمَاءَ وَهُمْ عِطَاشٌ فَابْعَثْ إِلَيْهِمْ السَّاعَةَ فَقَالَ يَا ابْنَ الْأَكْوَعِ مَلَكْتَ فَأَسْجِحْ قَالَ ثُمَّ رَجَعْنَا وَيُرْدِفُنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى نَاقَتِهِ حَتَّى دَخَلْنَا الْمَدِينَةَ
             44.219/3873. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Hatim bin Yazid dari Yazid bin Abu 'Ubaid ia berkata; aku mendengar Salamah bin Al Akwa' berkata; Aku keluar sebelum adzan pertama shalat Shubuh (dikumandangkan). Saat itu unta betina bunting milik Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang digembalakan di Dzi Qarad. Dia melanjutkan; Lalu aku berjumpa dengan budak Abdurrahman bin 'Auf, dia berkata; Unta Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah dicuri orang. Aku bertanya; Siapa yang mencurinya?. Dia berkata: (Suku) Ghathafan. Maka aku berteriak sebanyak tiga kali dengan teriakan yang dapat diperdengarkan diantara dua bukit Madinah. Maka aku hadapkan wajahku (tidak menoleh ke kanan dan kiri) hingga aku dapat menemukan mereka hendak memberikan minum unta itu. Aku meluncurkan anak panah kepada mereka. Aku adalah orang yang ahli memanah. Aku katakan; Akulah putra Al Akwa'. Hari ini adalah hari kebinasaan orang-orang yang hina Dan aku terus bersya'ir hingga aku merebut kembali unta tersebut dari mereka (sebelum mereka meminum air susunya). Aku juga berhasil merampas sebanyak tiga puluh burdah (kain selimut). Dia melanjutkan; Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beserta para shahabat datang. Aku katakan; Wahai Nabiyullah, aku dapat mendahului kaum itu dari mata air sehingga mereka kehausan. Untuk itu, utuslah aku sejenak (untuk memberi pelajaran kepada mereka). Maka beliau bersabda: Wahai Ibnu Al Akwa', tahanlah emosimu dan bersikap lembutlah. Dia berkata; Kemudian kami kembali dan aku dibonceng di atas unta beliau hingga kami memasuki kota Madinah.

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ سَعِيدٍ عَنْ بُشَيْرِ بْنِ يَسَارٍ أَنَّ سُوَيْدَ بْنَ النُّعْمَانِ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ خَرَجَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَ خَيْبَرَ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالصَّهْبَاءِ وَهِيَ مِنْ أَدْنَى خَيْبَرَ صَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ دَعَا بِالْأَزْوَادِ فَلَمْ يُؤْتَ إِلَّا بِالسَّوِيقِ فَأَمَرَ بِهِ فَثُرِّيَ فَأَكَلَ وَأَكَلْنَا ثُمَّ قَامَ إِلَى الْمَغْرِبِ فَمَضْمَضَ وَمَضْمَضْنَا ثُمَّ صَلَّى وَلَمْ يَتَوَضَّأْ
             44.220/3874. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Yahya bin Sa'id dari Busyair bin Yasar bahwa Suwaid bin An Nu'man mengabarkannya bahwa dia pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Khaibar, ketika mereka sampai di Shahba' yaitu pinggiran Khaibar, beliau mengerjakan shalat 'Ashar. Setelah itu beliau minta perbekalan, namun beliau tidak diberi kecuali makanan yang terbuat dari tepung. Maka beliau memintanya lalu memakannya dan kami pun ikut memakannya. Setelah itu beliau berdiri untuk melaksanakan shalat Maghrib, beliau berkumur-kumur, dan kami juga berkumur-kumur, lalu mengerjakan shalat tanpa berwudlu' lagi."

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا حَاتِمُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ بْنِ الْأَكْوَعِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى خَيْبَرَ فَسِرْنَا لَيْلًا فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ لِعَامِرٍ يَا عَامِرُ أَلَا تُسْمِعُنَا مِنْ هُنَيْهَاتِكَ وَكَانَ عَامِرٌ رَجُلًا شَاعِرًا فَنَزَلَ يَحْدُو بِالْقَوْمِ يَقُولُ اللَّهُمَّ لَوْلَا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا فَاغْفِرْ فِدَاءً لَكَ مَا أَبْقَيْنَا وَثَبِّتْ الْأَقْدَامَ إِنْ لَاقَيْنَا وَأَلْقِيَنْ سَكِينَةً عَلَيْنَا إِنَّا إِذَا صِيحَ بِنَا أَبَيْنَا وَبِالصِّيَاحِ عَوَّلُوا عَلَيْنَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ هَذَا السَّائِقُ قَالُوا عَامِرُ بْنُ الْأَكْوَعِ قَالَ يَرْحَمُهُ اللَّهُ قَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ وَجَبَتْ يَا نَبِيَّ اللَّهِ لَوْلَا أَمْتَعْتَنَا بِهِ فَأَتَيْنَا خَيْبَرَ فَحَاصَرْنَاهُمْ حَتَّى أَصَابَتْنَا مَخْمَصَةٌ شَدِيدَةٌ ثُمَّ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى فَتَحَهَا عَلَيْهِمْ فَلَمَّا أَمْسَى النَّاسُ مَسَاءَ الْيَوْمِ الَّذِي فُتِحَتْ عَلَيْهِمْ أَوْقَدُوا نِيرَانًا كَثِيرَةً فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا هَذِهِ النِّيرَانُ عَلَى أَيِّ شَيْءٍ تُوقِدُونَ قَالُوا عَلَى لَحْمٍ قَالَ عَلَى أَيِّ لَحْمٍ قَالُوا لَحْمِ حُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَهْرِيقُوهَا وَاكْسِرُوهَا فَقَالَ رَجُلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَوْ نُهَرِيقُهَا وَنَغْسِلُهَا قَالَ أَوْ ذَاكَ فَلَمَّا تَصَافَّ الْقَوْمُ كَانَ سَيْفُ عَامِرٍ قَصِيرًا فَتَنَاوَلَ بِهِ سَاقَ يَهُودِيٍّ لِيَضْرِبَهُ وَيَرْجِعُ ذُبَابُ سَيْفِهِ فَأَصَابَ عَيْنَ رُكْبَةِ عَامِرٍ فَمَاتَ مِنْهُ قَالَ فَلَمَّا قَفَلُوا قَالَ سَلَمَةُ رَآنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِذٌ بِيَدِي قَالَ مَا لَكَ قُلْتُ لَهُ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي زَعَمُوا أَنَّ عَامِرًا حَبِطَ عَمَلُهُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَذَبَ مَنْ قَالَهُ إِنَّ لَهُ لَأَجْرَيْنِ وَجَمَعَ بَيْنَ إِصْبَعَيْهِ إِنَّهُ لَجَاهِدٌ مُجَاهِدٌ قَلَّ عَرَبِيٌّ مَشَى بِهَا مِثْلَهُ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا حَاتِمٌ قَالَ نَشَأَ بِهَا
             44.221/3875. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Hatim bin Isma'il dari Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah bin Al Akwa' radliallahu 'anhu ia berkata; Kami mengadakan perjalanan malam bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju Khaibar, lalu seorang laki-laki dari rombongan berkata kepada 'Amir; Wahai 'Amir, apakah tidak sebaiknya engkau perdengarkan kepada kami bait-bait sya'irmu? -'Amir adalah seorang ahli penyair- Maka dia mulai melantunkan sya'ir kepada rombongan itu. Katanya; Ya Alah, kalau nukan karena Engkau, tentu kami tidak akan mendapat petunjuk. Kami tidak akan bershadaqah dan juga tidak akan shalat. Berilah ampunan sebagai tebusan untuk-Mu atas apa yang telah kami lalaikan. Teguhkan kaki-kaki kami bila bertemu musuh. Berikanlah ketenangan atas kami. Sesungguhnya jika diserukan kepada kami, niscaya kami enggan mengikutinya Namun dengan seruan itu mereka datang kepada kami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Siapakah yang sedang bersenandung itu?. Mereka menjawab; 'Amir bin Al Akwa'. Beliau bersabda: Semoga Alah merahmatinya. Tiba-tiba seorang laki-laki berkata; Sudah semestinya wahai Nabiyullah. (Bagaimana jadinya) sekiranya engkau tidak menyenangkan kami dengannya. Lalu kami mengepung Khaibar, hingga kami ditimpa rasa lapar yang sangat. Kemudian Allah Ta'ala menaklukannya. Di sore harinya, yaitu di hari (pertama) Khaibar ditaklukkan, orang-orang menyalakan api, melihat itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Apakah api-apai itu. Untuk apa dinyalakan?. Mereka menjawab; Untuk memasak daging. Beliau bertanya: Daging apa?. Mereka menjawab; Daging keledai jinak. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tumpahkan dan pecahkanlah (periuk-periuknya). Seorang laki-laki bertanya; Wahai Rasulullah, tidakkah kita menumpahkannya lalu mencucinya?. Beliau bersabda: Atau seperti itu. Ketika rombongan pasukan sudah saling berhadapan, saat itu 'Amir membawa pedangnya yang pendek, lalu dia mengayunkannya untuk menebas betis kaki seorang Yahudi. Namun pedangnya berbalik mengenai kakinya dan tepat melukai mata kaki 'Amir hingga menyebabkan dia gugur. Salamah berkata; Ketika mereka kembali, Salamah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihatku lalu memegang tanganku seraya berkata; Ada apa denganmu?. Aku berkata kepada beliau; Demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan. Orang-orang menganggap bahwa 'Amir telah melakukan amalan yang sia-sia. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: Mereka berdusta. Siapa yang mengatakannya? Sesungguhnya dia mendapatkan dua pahala. -Beliau mengumpulkan dua jarinya- Sungguh dia seorang mujahid yang telah berjuang dengan gigih. Sedikit sekali orang Arab yang dapat melakukan seperti yang dia lakukan. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Hatim ia berkata; (Dalam riwayat lain menggunakan kalimat) nasya'a bihaa, artinya mencontohkannya.

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَى خَيْبَرَ لَيْلًا وَكَانَ إِذَا أَتَى قَوْمًا بِلَيْلٍ لَمْ يُغِرْ بِهِمْ حَتَّى يُصْبِحَ فَلَمَّا أَصْبَحَ خَرَجَتْ الْيَهُودُ بِمَسَاحِيهِمْ وَمَكَاتِلِهِمْ فَلَمَّا رَأَوْهُ قَالُوا مُحَمَّدٌ وَاللَّهِ مُحَمَّدٌ وَالْخَمِيسُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ { فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ }
             44.222/3876. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Humaid Ath Thawil dari Anas radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi Khaibar pada malam hari. Apabila beliau menyerang suatu kaum di malam hari, beliau tidak menyerangnya hingga datang waktu pagi. Ketika pagi telah tiba, orang-orang Yahudi pun keluar rumah dengan membawa sekop-sekop dan keranjang mereka. Tatkala mereka melihat beliau, mereka berkata; Muhammad Demi Allah, Muhammad dan pasukannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut). QS Ash Shaffat; 177.

      أَخْبَرَنَا صَدَقَةُ بْنُ الْفَضْلِ أَخْبَرَنَا ابْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ سِيرِينَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَبَّحْنَا خَيْبَرَ بُكْرَةً فَخَرَجَ أَهْلُهَا بِالْمَسَاحِي فَلَمَّا بَصُرُوا بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوا مُحَمَّدٌ وَاللَّهِ مُحَمَّدٌ وَالْخَمِيسُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُ أَكْبَرُ خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ { فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ } فَأَصَبْنَا مِنْ لُحُومِ الْحُمُرِ فَنَادَى مُنَادِي النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ فَإِنَّهَا رِجْسٌ
             44.223/3877. Telah mengabarkan kepada kami Shadaqah bin Al Fadlal telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Uyainah telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad bin Sirin dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu ia berkata; Kami hendak menyerang Khaibar hingga awal pagi. Ketika penduduk Khaibar keluar dengan membawa keranjang-keranjang mereka, dan mereka melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, mereka berkata; Muhammad, demi Allah Muhammad dan pasukannya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allahu Akbar. Hancurlah Khaibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut). QS Ash Shaffat; 177. Selanjutnya kami berhasil mendapatkan daging-daging keledai, tiba-tiba seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru; Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian memakan daging keledai, karena dia najis.

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَهُ جَاءٍ فَقَالَ أُكِلَتْ الْحُمُرُ فَسَكَتَ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّانِيَةَ فَقَالَ أُكِلَتْ الْحُمُرُ فَسَكَتَ ثُمَّ أَتَاهُ الثَّالِثَةَ فَقَالَ أُفْنِيَتْ الْحُمُرُ فَأَمَرَ مُنَادِيًا فَنَادَى فِي النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ فَأُكْفِئَتْ الْقُدُورُ وَإِنَّهَا لَتَفُورُ بِاللَّحْمِ
             44.224/3878. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin 'Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Muhammad dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam didatangi seseorang, seraya bertanya; Apakah daging keledai boleh dimakan?. Beliau diam. Kemudian orang itu datang lagi untuk kedua kalianya dan bertanya; Apakah daging keledai boleh dimakan?. Beliau tetap diam. Kemudian orang itu datang lagi untuk ketiga kalianya dan bertanya; Apakah daging keledai dimusnahkan saja?. Maka beliau memerintahkan seorang penyeru, lalu penyeru itu berseru di hadapan orang banyak; Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang kalian memakan daging keledai jinak. Mendengar itu periuk-periuk ditumpahkan, padahal isinya penuh dengan daging keledai.

     حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ صَلَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصُّبْحَ قَرِيبًا مِنْ خَيْبَرَ بِغَلَسٍ ثُمَّ قَالَ اللَّهُ أَكْبَرُ خَرِبَتْ خَيْبَرُ إِنَّا إِذَا نَزَلْنَا بِسَاحَةِ قَوْمٍ { فَسَاءَ صَبَاحُ الْمُنْذَرِينَ } فَخَرَجُوا يَسْعَوْنَ فِي السِّكَكِ فَقَتَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُقَاتِلَةَ وَسَبَى الذُّرِّيَّةَ وَكَانَ فِي السَّبْيِ صَفِيَّةُ فَصَارَتْ إِلَى دَحْيَةَ الْكَلْبِيِّ ثُمَّ صَارَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَجَعَلَ عِتْقَهَا صَدَاقَهَا فَقَالَ عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ صُهَيْبٍ لِثَابِتٍ يَا أَبَا مُحَمَّدٍ آنْتَ قُلْتَ لِأَنَسٍ مَا أَصْدَقَهَا فَحَرَّكَ ثَابِتٌ رَأْسَهُ تَصْدِيقًا لَهُ
             44.225/3879. Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabit dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat Shubuh dekat Khaibar ketika hari masih gelap, kemudian bersabda: Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut). QS Ash Shaffat; 177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian beliau menikahinya dan menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya. Abdul 'Aziz berkata kepada Tsabit: Wahai Abu Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, Apa yang beliau jadikan maharnya?. Maka Tsabit menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.

     حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ سَبَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَفِيَّةَ فَأَعْتَقَهَا وَتَزَوَّجَهَا فَقَالَ ثَابِتٌ لِأَنَسٍ مَا أَصْدَقَهَا قَالَ أَصْدَقَهَا نَفْسَهَا فَأَعْتَقَهَا
             44.226/3880. Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib ia berkata; aku mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menawan Shafiyyah lalu membebaskannya kemudian menikahinya. Tsabit bertanya kepada Anas; Apa maharnya?. Anas menjawab; Maharnya adalah dirinya, lalu beliau memerdekakannya.

     حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْتَقَى هُوَ وَالْمُشْرِكُونَ فَاقْتَتَلُوا فَلَمَّا مَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى عَسْكَرِهِ وَمَالَ الْآخَرُونَ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ لَهُمْ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا يَضْرِبُهَا بِسَيْفِهِ فَقِيلَ مَا أَجْزَأَ مِنَّا الْيَوْمَ أَحَدٌ كَمَا أَجْزَأَ فُلَانٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ أَنَا صَاحِبُهُ قَالَ فَخَرَجَ مَعَهُ كُلَّمَا وَقَفَ وَقَفَ مَعَهُ وَإِذَا أَسْرَعَ أَسْرَعَ مَعَهُ قَالَ فَجُرِحَ الرَّجُلُ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ سَيْفَهُ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَى سَيْفِهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَخَرَجَ الرَّجُلُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ قَالَ وَمَا ذَاكَ قَالَ الرَّجُلُ الَّذِي ذَكَرْتَ آنِفًا أَنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَأَعْظَمَ النَّاسُ ذَلِكَ فَقُلْتُ أَنَا لَكُمْ بِهِ فَخَرَجْتُ فِي طَلَبِهِ ثُمَّ جُرِحَ جُرْحًا شَدِيدًا فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نَصْلَ سَيْفِهِ فِي الْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ ذَلِكَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
             44.227/3881. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ya'qub dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'ad As Sa'idi radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin, kemudian keduanya saling menyerang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bergabung dengan bala tentara dan musuhnya pun bergabung kepada bala tentara mereka. Dan diantara shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam ada seseorang yang tidak menyisakan musuh pun kecuali terus ia mengejarnya untuk dipenggal dengan pedangnya. Setelah itu seseorang berkata; Hari ini tidak ada seorangpun dari kita yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat si fulan orang tadi). Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya orang itu termasuk dari penduduk neraka. Seorang laki-laki dari kaumnya berkata; Aku adalah sahabatnya. Sahal berkata; Kemudian dia berangkat bersama orang itu, apabila dia berhenti orang itu pun berhenti dan bilamana dia bergegas maka orang itupun bergegas bersamanya. Sahal melanjutkan; Kemudian laki-laki itu (orang yang berperang tadi) ditemukan dalam keadaan terluka sangat parah hingga mengharapkan segera mati. Lalu ia itu meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya lalu dia membunuh dirinya sendiri. Maka orang yang bersamanya tadi pergi menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sambil berkata; Aku bersaksi bahwa tuan adalah benar-benar utusan Allah. Beliau bertanya: Kenapa kamu berkata seperti itu?. Orang itu menjawab; Orang yang tuan sebutkan tadi benar-benar penghuni neraka. Mendengar perkataanya, para sahabat merasa heran. Aku lalu berkata; Aku menjadi saksinya. Aku telah keluar bersamanya dimana aku mencarinya kemudian aku dapatkan dia dalam keadaan luka parah, hingga ia berkeinginan supaya cepat mati, lalu dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya setelah itu dia membunuh dirinya sendiri. Pada kesempatan itu juga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia adalah dari golongan penduduk neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia sebenarnya dari golongan penduduk surga.

     حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ شَهِدْنَا خَيْبَرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ مِمَّنْ مَعَهُ يَدَّعِي الْإِسْلَامَ هَذَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَلَمَّا حَضَرَ الْقِتَالُ قَاتَلَ الرَّجُلُ أَشَدَّ الْقِتَالِ حَتَّى كَثُرَتْ بِهِ الْجِرَاحَةُ فَكَادَ بَعْضُ النَّاسِ يَرْتَابُ فَوَجَدَ الرَّجُلُ أَلَمَ الْجِرَاحَةِ فَأَهْوَى بِيَدِهِ إِلَى كِنَانَتِهِ فَاسْتَخْرَجَ مِنْهَا أَسْهُمًا فَنَحَرَ بِهَا نَفْسَهُ فَاشْتَدَّ رِجَالٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ صَدَّقَ اللَّهُ حَدِيثَكَ انْتَحَرَ فُلَانٌ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَقَالَ قُمْ يَا فُلَانُ فَأَذِّنْ أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا مُؤْمِنٌ إِنَّ اللَّهَ يُؤَيِّدُ الدِّينَ بِالرَّجُلِ الْفَاجِرِ تَابَعَهُ مَعْمَرٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ شَبِيبٌ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَخْبَرَنِي ابْنُ الْمُسَيَّبِ وَعَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ كَعْبٍ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ شَهِدْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُنَيْنًا وَقَالَ ابْنُ الْمُبَارَكِ عَنْ يُونُسَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَابَعَهُ صَالِحٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ الزُّبَيْدِيُّ أَخْبَرَنِي الزُّهْرِيُّ أَنَّ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ كَعْبٍ أَخْبَرَهُ أَنَّ عُبَيْدَ اللَّهِ بْنَ كَعْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي مَنْ شَهِدَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ قَالَ الزُّهْرِيُّ وَأَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ وَسَعِيدٌ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
             44.228/3882. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sa'id bin Al Musayyab bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Kami ikut perang Khaibar. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada seseorang yang bersama beliau dan mengaku telah memeluk Islam: Orang ini termasuk penduduk neraka. Ketika terjadi peperangan, orang tadi berperang dengan sangat berani hingga orang-orang ragu (dengan apa yang diucapkan beliau). Ternyata laki-laki itu mendapatkan luka yang sangat serius. Lalu tanganya berusaha menggapai sarung panahnya, kemudian dia mengeluarkan anak panah dan menusuk dirinya sendiri. Lantas para pejuang Muslimin berkumpul dan berkata;; Wahai Rasulullah, Allah telah membenarkan ucapan tuan. Si fulan membunuh dirinya hinga gugur. Beliau bersabda; Berdirilah kamu hai fulan dan umumkan bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang yang beriman. Sesungguhnya Allah mengokohkan agama ini (diantaranya) dengan perantaraan seorang yang fajir (berdosa). Hadits ini juga di perkuat oleh Ma'mar dari Az Zuhri. Dan Syabib mengatakan; dari Yunus dari Ibnu Syihab telah mengabarkan kepadaku Ibnu Al Musayyab dan Abdurrahman bin Abdullah bin Ka'ab bahwa Abu Hurairah berkata; Kami ikut bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada perang Hunain. Dan Ibnu Al Mubarak mengatakan dari Yunus dari Az Zuhri dari Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Hadits ini juga diperkuat oleh Shalih dari Az Zuhri. Az Zubaidiy mengatakan; telah mengabarkan kepadaku Az Zuhri bahwa Abdurrahman bin Ka'ab mengabarkan kepadanya bahwa 'Ubaidullah bin Ka'ab berkata; telah mengabarkan kepadaku orang yang ikut dalam perang Khaibar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Az Zuhri berkata; dan telah mengabarkan kepadaku 'Ubaidullah bin Abdullah dan Sa'id dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

     حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ عَنْ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ عَنْ أَبِي مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا غَزَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَيْبَرَ أَوْ قَالَ لَمَّا تَوَجَّهَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَشْرَفَ النَّاسُ عَلَى وَادٍ فَرَفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّكْبِيرِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ارْبَعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا إِنَّكُمْ تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا وَهُوَ مَعَكُمْ وَأَنَا خَلْفَ دَابَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَنِي وَأَنَا أَقُولُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَقَالَ لِي يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْتُ لَبَّيْكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزٍ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ فَدَاكَ أَبِي وَأُمِّي قَالَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
             44.229/3883. Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami 'Abdul Wahid dari 'Ashim dari Abu 'Utsman dari Abu Musa Al Asy'ari radliallahu 'anhu ia berkata; Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam perang melawan (penduduk) Khaibar, -atau dia berkata- Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melihat orang-orang menuruni lembah sambil meninggikan suara dengan bertakbir, Allahu Akbar, Allahu Akbar laa ilaaha illallah (Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah), maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Rendahkanlah, karena kalian tidak menyeru kepada Dzat yang tuli dan Dzat yang ghaib. Sesungguhnya kalian menyeru Dzat yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia selalu bersama kalian. Saat itu aku berada di belakang hewan tunggangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan beliau mendengar apa yang aku ucapkan. Saat itu aku membaca; laa hawla wa laa quwwata illa billah (Tidak ada daya dan upaya melainkan dari Allah) , maka beliau berkata kepadaku: Wahai Abdullah bin Qais. Aku jawab; Aku penuhi panggilanmu wahai Rasulullah. Beliau melanjutkan: Maukah aku tunjukkan kepadamu satu kalimat yang termasuk perbendaharaan surga?. Aku jawab; Tentu wahai Rasulullah, demi bapak ibuku sebagai tebusan tuan. Beliau bersabda: laa hawla wa laa quwwata illa billah.

     حَدَّثَنَا الْمَكِّيُّ بْنُ إِبْرَاهِيمَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ أَبِي عُبَيْدٍ قَالَ رَأَيْتُ أَثَرَ ضَرْبَةٍ فِي سَاقِ سَلَمَةَ فَقُلْتُ يَا أَبَا مُسْلِمٍ مَا هَذِهِ الضَّرْبَةُ فَقَالَ هَذِهِ ضَرْبَةٌ أَصَابَتْنِي يَوْمَ خَيْبَرَ فَقَالَ النَّاسُ أُصِيبَ سَلَمَةُ فَأَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَنَفَثَ فِيهِ ثَلَاثَ نَفَثَاتٍ فَمَا اشْتَكَيْتُهَا حَتَّى السَّاعَةِ
             44.230/3884. Telah menceritakan kepada kami Al Makki bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Yazid bin Abu 'Ubaid ia berkata; "Aku pernah melihat bekas luka pukulan pedang pada kaki (bagian lutut) Salamah. Aku lalu berkata kepadanya; "Wahai Abu Muslim, luka bekas pukulan apakah ini?." Dia menjawab; "Ini luka bekas pukulan yang aku alami pada perang Khaibar. Saat itu orang-orang berkata; "Salamah terluka" Maka aku mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau meludahi lukaku sebanyak tiga kali. Setelah itu aku tidak merasakan sakit hingga sekarang."

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ سَهْلٍ قَالَ الْتَقَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْمُشْرِكُونَ فِي بَعْضِ مَغَازِيهِ فَاقْتَتَلُوا فَمَالَ كُلُّ قَوْمٍ إِلَى عَسْكَرِهِمْ وَفِي الْمُسْلِمِينَ رَجُلٌ لَا يَدَعُ مِنْ الْمُشْرِكِينَ شَاذَّةً وَلَا فَاذَّةً إِلَّا اتَّبَعَهَا فَضَرَبَهَا بِسَيْفِهِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا أَجْزَأَ أَحَدٌ مَا أَجْزَأَ فُلَانٌ فَقَالَ إِنَّهُ مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالُوا أَيُّنَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ إِنْ كَانَ هَذَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ لَأَتَّبِعَنَّهُ فَإِذَا أَسْرَعَ وَأَبْطَأَ كُنْتُ مَعَهُ حَتَّى جُرِحَ فَاسْتَعْجَلَ الْمَوْتَ فَوَضَعَ نِصَابَ سَيْفِهِ بِالْأَرْضِ وَذُبَابَهُ بَيْنَ ثَدْيَيْهِ ثُمَّ تَحَامَلَ عَلَيْهِ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَجَاءَ الرَّجُلُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ أَشْهَدُ أَنَّكَ رَسُولُ اللَّهِ فَقَالَ وَمَا ذَاكَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَإِنَّهُ لَمِنْ أَهْلِ النَّارِ وَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
             44.231/3885. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Hazim dari Bapaknya dari Sahal ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berhadapan dengan Kaum Musyrikin di peperangan beliau, lalu beliau saling menyerang. Kemudian masing-masing pasukan bergabung dengan bala tentara mereka. Sementara diantara Kaum Muslimin terdapat seseorang yang tidak menyisakan seorang musyrik pun kecuali ia terus mengejarnya untuk dipenggal dengan pedangnya. Seseorang berkata; Wahai Rasulullah, tidak ada seorangpun yang mendapat ganjaran pahala sebagaimana yang didapat si fulan. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Sungguh orang itu termasuk penduduk neraka. Mereka balik bertanya; Kalau begitu siapa diantara kami yang menjadi penduduk surga bila orang seperti ini termasuk penduduk neraka?. Kemudian seorang laki-laki dari kaum Muslimin berkata; Aku akan mengikutinya. Maka dia mengikuti orang tersebut, hingga ketika dia mempercepat langkah atau memperlambatnya, aku selalu bersamanya. Akhirnya dia mendapatkan luka parah, ketika dalam keadaan sekarat, dia meletakkan pedangnya di tanah dan ujung pedangnya diletakkah diantara dua dadanya, lalu dia menekannya, akhirnya dia membunuh dirinya sendiri. Maka orang yang mengikutinya tadi pergi menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; Aku bersaksi bahwa tuan adalah benar-benar utusan Allah. Beliau bertanya: Kenapa kamu berkata begitu?. Orang itu mengabarkan kepada beliau. Beliau lalu bersabda: Sesungguhnya ada seseorang yang beramal dengan amalan penduduk surga berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia dari penduduk neraka. Dan ada seseorang yang mengamalkan amalan penduduk neraka berdasarkan yang nampak oleh manusia padahal dia dari penduduk surga.

     حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَعِيدٍ الْخُزَاعِيُّ حَدَّثَنَا زِيَادُ بْنُ الرَّبِيعِ عَنْ أَبِي عِمْرَانَ قَالَ نَظَرَ أَنَسٌ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فَرَأَى طَيَالِسَةً فَقَالَ كَأَنَّهُمْ السَّاعَةَ يَهُودُ خَيْبَرَ
             44.232/3886. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sa'id Al Khuza'i telah menceritakan kepada kami Ziyad bin Ar Rabi' dari Abu 'Imran ia berkata; Anas memperhatikan orang-orang pada hari Jum'at, ternyata dia melihat thayalisah (pakaian bergaris-garis). Dia LALU berkata; "Seakan-akan mereka saat ini adalah orang-orang Yahudi Khaibar."

     حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ حَدَّثَنَا حَاتِمٌ عَنْ يَزِيدَ بْنِ أَبِي عُبَيْدٍ عَنْ سَلَمَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كَانَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ تَخَلَّفَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي خَيْبَرَ وَكَانَ رَمِدًا فَقَالَ أَنَا أَتَخَلَّفُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَحِقَ بِهِ فَلَمَّا بِتْنَا اللَّيْلَةَ الَّتِي فُتِحَتْ قَالَ لَأُعْطِيَنَّ الرَّايَةَ غَدًا أَوْ لَيَأْخُذَنَّ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلٌ يُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ يُفْتَحُ عَلَيْهِ فَنَحْنُ نَرْجُوهَا فَقِيلَ هَذَا عَلِيٌّ فَأَعْطَاهُ فَفُتِحَ عَلَيْهِ
             44.233/3887. Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah telah menceritakan kepada kami Hatim dari Yazid bin Abu 'Ubaid dari Salamah radliallahu 'anhu Ia berkata; 'Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu pernah tertinggal dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika perang Khaibar, sebab waktu itu ia sedang sakit mata. Dia berkata; Aku tertinggal dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian 'Ali menyusul dan bertemu dengan beliau shallallahu 'alaihi wasallam. Pada malam harinya yaitu ketika pagi harinya Allah memenangkan Kaum Muslimin, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku akan memberikan bendera komando perang ini kepada seorang laki-laki, -atau bersabda- Besok pagi, bendera ini akan diambil oleh seorang laki-laki yang di cintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah akan memberi kemenangan ini lewat tangannya. Saat itu kami sangat mengharapkannya. Kemudian diaktakan; Ini 'Ali datang. Kemudian beliau shallallahu 'alaihi wasallam memberikan bendera itu kepadanya, lalu Allah memberikan kemenangan melalui dirinya.

     حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِي حَازِمٍ قَالَ أَخْبَرَنِي سَهْلُ بْنُ سَعْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمَ خَيْبَرَ لَأُعْطِيَنَّ هَذِهِ الرَّايَةَ غَدًا رَجُلًا يَفْتَحُ اللَّهُ عَلَى يَدَيْهِ يُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيُحِبُّهُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ قَالَ فَبَاتَ النَّاسُ يَدُوكُونَ لَيْلَتَهُمْ أَيُّهُمْ يُعْطَاهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ النَّاسُ غَدَوْا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّهُمْ يَرْجُو أَنْ يُعْطَاهَا فَقَالَ أَيْنَ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ فَقِيلَ هُوَ يَا رَسُولَ اللَّهِ يَشْتَكِي عَيْنَيْهِ قَالَ فَأَرْسَلُوا إِلَيْهِ فَأُتِيَ بِهِ فَبَصَقَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي عَيْنَيْهِ وَدَعَا لَهُ فَبَرَأَ حَتَّى كَأَنْ لَمْ يَكُنْ بِهِ وَجَعٌ فَأَعْطَاهُ الرَّايَةَ فَقَالَ عَلِيٌّ يَا رَسُولَ اللَّهِ أُقَاتِلُهُمْ حَتَّى يَكُونُوا مِثْلَنَا فَقَالَ انْفُذْ عَلَى رِسْلِكَ حَتَّى تَنْزِلَ بِسَاحَتِهِمْ ثُمَّ ادْعُهُمْ إِلَى الْإِسْلَامِ وَأَخْبِرْهُمْ بِمَا يَجِبُ عَلَيْهِمْ مِنْ حَقِّ اللَّهِ فِيهِ فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلًا وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
             44.234/3888. Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman dari Abu Hazim ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Sahal bin Sa'ad radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada waktu perang Khaibar: Sungguh esok hari aku akan menyerahkan bendera komando ini kepada seorang laki-laki yang lewat tangannya Allah akan memenangkan peperangan ini. Dia adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya dan Allah dan Rasul-Nya pun mencintainya. Sahal berkata; Maka semalaman orang-orang memperbincangkan siapa diantara mereka yang akan diberikan kepercayaan itu. Keesokan harinya, orang-orang telah berkumpul di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masing-masing berharap mendapat kepercayaan tersebut. Beliau bertanya: Dimanakan Ali bin Abu Thalib?. Para sahabat menjawab; Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah. Beliau bersabda; Datangilah dan bawa dia kemari. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu meludahi matanya dan mendo'akannya. Seketika matanya sembuh seakan tidak ada bekas sakit sebelumnya. Akhirnya beliau menyerahkan bendera komando perang tersebut kepadanya. 'Ali berkata; Wahai Rasulullah, Aku akan memerangi mereka hingga mereka menjadi seperti kita. Beliau berkata; Laksanakanlah dengan tenang hingga kamu singgah pada tempat tinggal mereka lalu ajaklah mereka menerima Islam dan kabarkan kepada mereka apa yang menjadi kewajiban mereka dari hak-hak Allah. Sungguh seandainya Allah memberi hidayah kepada seseorang lewat perantaraan kamu, hal itu lebih baik buatmu dari pada unta merah (harta yang paling baik).

     حَدَّثَنَا عَبْدُ الْغَفَّارِ بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ح و حَدَّثَنِي أَحْمَدُ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي يَعْقُوبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الزُّهْرِيُّ عَنْ عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَدِمْنَا خَيْبَرَ فَلَمَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْحِصْنَ ذُكِرَ لَهُ جَمَالُ صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيِّ بْنِ أَخْطَبَ وَقَدْ قُتِلَ زَوْجُهَا وَكَانَتْ عَرُوسًا فَاصْطَفَاهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فَخَرَجَ بِهَا حَتَّى بَلَغْنَا سَدَّ الصَّهْبَاءِ حَلَّتْ فَبَنَى بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ صَنَعَ حَيْسًا فِي نِطَعٍ صَغِيرٍ ثُمَّ قَالَ لِي آذِنْ مَنْ حَوْلَكَ فَكَانَتْ تِلْكَ وَلِيمَتَهُ عَلَى صَفِيَّةَ ثُمَّ خَرَجْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ فَرَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُحَوِّي لَهَا وَرَاءَهُ بِعَبَاءَةٍ ثُمَّ يَجْلِسُ عِنْدَ بَعِيرِهِ فَيَضَعُ رُكْبَتَهُ وَتَضَعُ صَفِيَّةُ رِجْلَهَا عَلَى رُكْبَتِهِ حَتَّى تَرْكَبَ
             44.235/3889. Telah menceritakan kepada kami Abdul Ghaffar bin Daud telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Abdurrahman. -Dan diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepadaku Ahmad telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Ya'qub bin Abdurrahman Az Zuhri dari 'Amru mantan budak Al Muthallib dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu ia berkata; Kami menyerbu Khaibar, tatkala Allah menaklukan benteng Khaibar untuk kemenangan beliau, diceritakan kepada beliau tentang kecantikan Shafiyyah binti Huyyay bin Akhthab yang suaminya terbunuh, sedangkan dia baru saja menjadi pengantin. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memilihnya untuk diri beliau. Kemudian beliau keluar bersama Shafiyah, hingga ketika kami tiba di Saddash Shabhaa', dia berhenti untuk singgah bersamanya. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membuatkan tenda untuknya, membuat makanan yang terbuat dari kurma, tepung dan minyak samin dalam wadah kecil terbuat dari kulit. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepadaku: Persilakanlah orang-orang yang ada di sekitarmu!. Itulah walimah beliau dengan Shafiyah. Kemudian kami berangkat menuju Madinah, aku melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengangkat dan memasukkan Shafiyyah kedalam mantel dibelakang, lalu beliau duduk diatas untanya. Beliau meletakkan lutut beliau, sementara Shafiyah meletakkan kakinya diatas lutut beliau kemudian berjalan.

     حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ قَالَ حَدَّثَنِي أَخِي عَنْ سُلَيْمَانَ عَنْ يَحْيَى عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَقَامَ عَلَى صَفِيَّةَ بِنْتِ حُيَيٍّ بِطَرِيقِ خَيْبَرَ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ حَتَّى أَعْرَسَ بِهَا وَكَانَتْ فِيمَنْ ضُرِبَ عَلَيْهَا الْحِجَابُ
             44.236/3890. Telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; telah menceritakan kepadaku saudaraku dari Sulaiman dari Yahya dari Humaid Ath Thawil dia mendengar Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetap bersama Shafiyyah binti Huyyay selama tiga hari di jalan Khaibar sejak beliau menikahinya. Dan Shafiyyah adalah termasuk orang yang ditutupi dengan hijab (kain penutup seluruh tubuh).

     حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرِ بْنِ أَبِي كَثِيرٍ قَالَ أَخْبَرَنِي حُمَيْدٌ أَنَّهُ سَمِعَ أَنَسًا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ أَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ خَيْبَرَ وَالْمَدِينَةِ ثَلَاثَ لَيَالٍ يُبْنَى عَلَيْهِ بِصَفِيَّةَ فَدَعَوْتُ الْمُسْلِمِينَ إِلَى وَلِيمَتِهِ وَمَا كَانَ فِيهَا مِنْ خُبْزٍ وَلَا لَحْمٍ وَمَا كَانَ فِيهَا إِلَّا أَنْ أَمَرَ بِلَالًا بِالْأَنْطَاعِ فَبُسِطَتْ فَأَلْقَى عَلَيْهَا التَّمْرَ وَالْأَقِطَ وَالسَّمْنَ فَقَالَ الْمُسْلِمُونَ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ أَوْ مَا مَلَكَتْ يَمِينُهُ قَالُوا إِنْ حَجَبَهَا فَهِيَ إِحْدَى أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِينَ وَإِنْ لَمْ يَحْجُبْهَا فَهِيَ مِمَّا مَلَكَتْ يَمِينُهُ فَلَمَّا ارْتَحَلَ وَطَّأَ لَهَا خَلْفَهُ وَمَدَّ الْحِجَابَ
             44.237/3891. Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu Maryam telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far bin Abu Katsir ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Humaid bahwa dia mendengar Anas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menetap bersama Shafiyyah binti Huyyay selama tiga hari di jalan antara Khaibar dan Madinah, beliau dibuatkan tenda bersama Shafiyyah. Kemudian aku mengundang kaum Muslimin untuk menghadiri walimah (resepsi perkawinan) beliau. Saat itu tidak ada roti dan tidak pula daging. Ketika itu beliau memerintahkan Bilal untuk menghamparkan hamparan yang terbuat dari kulit, setelah itu kurma, susu kering dan minyak samin diletakkan di atas hamparan tersebut. Lalu kaum Muslimin sama berkata; Dia salah seorang dari ummahatul muslimin ataukah sahaya beliau?. Sebagian mereka menjawab; Jika beliau menghijabnya berarti termasuk salah seorang dari ummahatul muslimin, jika beliau tidak menghijabnya berarti hanya seorang sahaya beliau. Ketika berangkat pulang, beliau menempatkan Shafiyyah dibelakang beliau dan menyelimutinya dengan hijab.

     حَدَّثَنَا أَبُو الْوَلِيدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ ح و حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَهْبٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ حُمَيْدِ بْنِ هِلَالٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ كُنَّا مُحَاصِرِي خَيْبَرَ فَرَمَى إِنْسَانٌ بِجِرَابٍ فِيهِ شَحْمٌ فَنَزَوْتُ لِآخُذَهُ فَالْتَفَتُّ فَإِذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَحْيَيْتُ
             44.238/3892. Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Syu'bah. -Dan telah diriwayatkan dari jalur lain- telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Wahb telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Humaid bin Hilal dari Abdullah bin Mughaffal radliallahu 'anhu ia berkata; Ketika kami sedang mengepung benteng Khaibar, ada seseorang yang melempar wadah kulit berisi lemak, lantas aku melompat untuk mengambilnya. Aku menoleh, ternyata ada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga aku malu kepadanya.

      حَدَّثَنِي عُبَيْدُ بْنُ إِسْمَاعِيلَ عَنْ أَبِي أُسَامَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ وَسَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ أَكْلِ الثُّومِ وَعَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ نَهَى عَنْ أَكْلِ الثُّومِ هُوَ عَنْ نَافِعٍ وَحْدَهُ وَلُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ عَنْ سَالِمٍ
             44.239/3893. Telah menceritakan kepadaku 'Ubaid bin Isma'il dari Abu Salamah dari 'Ubaidullah dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa pada saat perang Khaibar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan bawang dan daging keledai jinak. Beliau melarang makan bawang haditsnya dari Nafi', sedangkan (melarang makan) daging keledai jinak dari Salim.

      حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ قَزَعَةَ حَدَّثَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ وَالْحَسَنِ ابْنَيْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ أَبِيهِمَا عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ مُتْعَةِ النِّسَاءِ يَوْمَ خَيْبَرَ وَعَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْحُمُرِ الْإِنْسِيَّةِ
             44.240/3894. Telah menceritakan kepadaku Yahya bin Qaza'ah telah menceritakan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Abdullah dan Al Hasan, dua anak Muhammad bin 'Ali dari Bapak keduanya dari 'Ali bin Abu Thalib radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang nikah mut'ah (perkawinan dengan waktu terbatas semata untuk bersenang-senang) dan melarang makan daging keledai jinak pada perang Khaibar."

     حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مُقَاتِلٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ
             44.241/3895. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muqatil telah mengabarkan kepada kami Abdullah telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah bin 'Umar dari Nafi' dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan daging keledai jinak pada waktu perang Khaibar."

      حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ بْنُ نَصْرٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ نَافِعٍ وَسَالِمٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ نَهَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْلِ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ
             44.242/3896. Telah menceritakan kepadaku Ishaq bin Nashr telah telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid telah menceritakan kepada kami 'Ubaidullah dari Nafi' dan Salim dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma ia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah melarang makan daging keledai jinak pada perang Khaibar."

     حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ عَمْرٍو عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ وَرَخَّصَ فِي الْخَيْلِ
             44.243/3897. Telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin Harb telah telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari 'Amru dari Muhammad bin 'Ali dan Jabir bin Abdullah radliallahu 'anhuma ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang makan daging keledai jinak dan memberi kelonggaran (untuk mengonsumsi) daging kuda pada saat perang Khaibar.

     حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا عَبَّادٌ عَنْ الشَّيْبَانِيِّ قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَصَابَتْنَا مَجَاعَةٌ يَوْمَ خَيْبَرَ فَإِنَّ الْقُدُورَ لَتَغْلِي قَالَ وَبَعْضُهَا نَضِجَتْ فَجَاءَ مُنَادِي النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا تَأْكُلُوا مِنْ لُحُومِ الْحُمُرِ شَيْئًا وَأَهْرِقُوهَا قَالَ ابْنُ أَبِي أَوْفَى فَتَحَدَّثْنَا أَنَّهُ إِنَّمَا نَهَى عَنْهَا لِأَنَّهَا لَمْ تُخَمَّسْ وَقَالَ بَعْضُهُمْ نَهَى عَنْهَا الْبَتَّةَ لِأَنَّهَا كَانَتْ تَأْكُلُ الْعَذِرَةَ
             44.244/3898. Telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Sulaiman telah telah menceritakan kepada kami 'Abbad dari Asy Syaibani ia berkata; aku mendengar Ibnu Abu Aufa radliallahu 'anhuma; Kami pernah merasa sangat lapar ketika perang Khaibar, sementara periuk tengah mendidih. Dia juga berkata; Dan sebagiannya sudah ada yang hangus. Tiba-tiba datang seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sambil berseru; Janganlah kalian memakan daging keledai sedikitpun dan tumpahkanlah periuk-periuk itu. Ibnu Abu Aufa berkata; Kemudian kami memperbincangkan bahwa pelarangan itu karena keledai tidak termasuk bagian seperlima ghanimah (rampasan perang). Dan sebagian lagi berkata; Pelarangan itu secara mutlak, karena keledai memakan kotoran.

     حَدَّثَنَا حَجَّاجُ بْنُ مِنْهَالٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ قَالَ أَخْبَرَنِي عَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ عَنْ الْبَرَاءِ وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ أَنَّهُمْ كَانُوا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَصَابُوا حُمُرًا فَطَبَخُوهَا فَنَادَى مُنَادِي النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَكْفِئُوا الْقُدُورَ
             44.245/3899. Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Syu'bah ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Adi bin Tsabit dari Al Bara' dan Abdullah bin Abu Aufa radliallahu 'anhuma bahwa mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berhasil mendapatkan beberapa ekor keledai, lalu mereka memasaknya. Tiba-tiba seorang penyeru Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berseru; "Tumpahkanlah periuk-periuk kalian."

      حَدَّثَنِي إِسْحَاقُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الصَّمَدِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا عَدِيُّ بْنُ ثَابِتٍ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ وَابْنَ أَبِي أَوْفَى رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ يُحَدِّثَانِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ يَوْمَ خَيْبَرَ وَقَدْ نَصَبُوا الْقُدُورَ أَكْفِئُوا الْقُدُورَ حَدَّثَنَا مُسْلِمٌ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ غَزَوْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَحْوَهُ
             44.246/3900. Telah menceritakan kepadaku Ishaq telah menceritakan kepada kami 'Abdush Shamad telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami 'Adi bin Tsabit aku mendengar Al Bara' dan Ibnu Abu Aufa radliallahu 'anhum keduanya bercerita dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, ketika terjadi perang Khaibar, para sahabat telah memasak (daging keledai) di periuk-periuk mereka, lalu beliau bersabda: Tumpahkanlah periuk-periuk kalian. Telah menceritakan kepada kami Muslim telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Adi bin Tsabit dari Al Bara' ia berkata; Kami berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.. seperti hadits di atas.

      حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا ابْنُ أَبِي زَائِدَةَ أَخْبَرَنَا عَاصِمٌ عَنْ عَامِرٍ عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ خَيْبَرَ أَنْ نُلْقِيَ الْحُمُرَ الْأَهْلِيَّةَ نِيئَةً وَنَضِيجَةً ثُمَّ لَمْ يَأْمُرْنَا بِأَكْلِهِ بَعْدُ
             44.247/3901. Telah menceritakan kepadaku Ibrahim bin Musa; Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Abu Zaidah; Telah menceritakan kepada kami 'Ashim dari 'Amir dari Al Bara' bin 'Azib Radliyallahu'anhuma, mengatakan, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami dalam perang Khaibar untuk membuang daging keledai jinak baik yang masih mentah maupun matang, dan setelah itu beliau tidak memerintahkan kami untuk menyantapnya.

      حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ أَبِي الحُسَيْنِ حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصٍ حَدَّثَنَا أَبِي عَنْ عَاصِمٍ عَنْ عَامِرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ لَا أَدْرِي أَنَهَى عَنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُ كَانَ حَمُولَةَ النَّاسِ فَكَرِهَ أَنْ تَذْهَبَ حَمُولَتُهُمْ أَوْ حَرَّمَهُ فِي يَوْمِ خَيْبَرَ لَحْمَ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ
             44.248/3902. Telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abul Husain; Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh; Telah menceritakan kepada kami ayahku dari 'Ashim dari 'Amir dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma mengatakan; "Saya tidak tahu, apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melarang keledai dikarenakan ia kendaraan masyarakat sehingga beliau tidak ingin jika kendaraan (sarana transportasi) mereka lenyap, atau memang beliau mengharamkannya pada hari Khaibar khusus daging keledai jinak?"

     حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَابِقٍ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَسَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ خَيْبَرَ لِلْفَرَسِ سَهْمَيْنِ وَلِلرَّاجِلِ سَهْمًا قَالَ فَسَّرَهُ نَافِعٌ فَقَالَ إِذَا كَانَ مَعَ الرَّجُلِ فَرَسٌ فَلَهُ ثَلَاثَةُ أَسْهُمٍ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُ فَرَسٌ فَلَهُ سَهْمٌ
             44.249/3903. Telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Ishaq; Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Sabiq; Telah menceritakan kepada kami Zaidah dari 'Ubaidullah bin Umar dari Nafi' dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma mengatakan; Pada perang Khaibar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membagi untuk pasukan penunggang kuda dua bagian. Ibnu Umar berkata; namun Nafi' menafsirkannya dengan mengatakan; Jika seseorang mempunyai kuda, maka ia peroleh tiga bagian (dua bagian untuk kudanya, yang satu untuk pemiliknya) dan jika tidak mempunyai kuda maka ia peroleh satu bagian.

     حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ يُونُسَ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ أَنَّ جُبَيْرَ بْنَ مُطْعِمٍ أَخْبَرَهُ قَالَ مَشَيْتُ أَنَا وَعُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا أَعْطَيْتَ بَنِي الْمُطَّلِبِ مِنْ خُمْسِ خَيْبَرَ وَتَرَكْتَنَا وَنَحْنُ بِمَنْزِلَةٍ وَاحِدَةٍ مِنْكَ فَقَالَ إِنَّمَا بَنُو هَاشِمٍ وَبَنُو الْمُطَّلِبِ شَيْءٌ وَاحِدٌ قَالَ جُبَيْرٌ وَلَمْ يَقْسِمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِبَنِي عَبْدِ شَمْسٍ وَبَنِي نَوْفَلٍ شَيْئًا
             44.250/3904. Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Bukair; Telah menceritakan kepada kami Al Laits dari Yunus dari Ibnu Syihab dari Sa'id bin Musayyab bahwasanya Jubair bin Muth'im; telah mengabar kepadanya katanya; aku pernah berjalan bersama Usman bin Affan menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan kami sampaikan protes; Telah engkau beri Bani Muththalib seperlima ghanimah Khaibar sedang engkau membiarkan kami-kami ini, padahal kita semua sederajat disisimu! Beliau katakan: 'Bani Hasyim dan Bani Muththalib adalah satu.' Kata Jubair, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sama sekali tidak membagi untuk bani 'Abdi Syams dan Bani Naufal.'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar